Oleh
Akhmad Junaedi Siregar, Chairunas Adha Putra, Desy Hikmatullah
Foto-foto
oleh Akhmad Junaedi Siregar
Sudah dimuat di Warta Herpetofauna Edisi Februari 2013
_________________________________________________
Keputusan koloni burung air di
salah satu sudut Kota Medan tergolong unik. Satwa terbang itu memilih bersarang
di atas mulut-mulut buaya yang sedang menganga. Herpetologer Mania, sebagai
salah satu komunitas pengamat amfibi di Kota Medan mengunjungi Taman Buaya Asam
Kumbang – taman buaya terbesar di Sumatera – yang tentu saja kami melihat
kondisi itu tidak hanya sepintas lalu.
Minggu, 6 Januari 2013 yang lalu,
kami kemudian mencatat peristiwa itu dengan rapi. Tempat berbiak (nesting area) burung-burung ini
sekaligus menambah catatan lokasi berbiak burung air yang sebelumnya ada empat
menjadi lima lokasi di Sumatera Utara dengan catatan tempat berbiak di penangkaran
yang terletak di Jl Bunga Raya, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan itu menjadi
yang terekstrim di antara semuanya.
Awalnya kami tidak berpikir menyaksikan
hubungan unik di penangkaran seluas dua hektar itu. Kami hanya ingin
mengunjungi tempat tersebut sebagai kebutuhan refreshing-nya seorang pecinta amfibi dan reptil. Buaya-buaya dari
jenis buaya muara (Crocodylus porosus)
dan sinyulong (Tomistoma schlegelii) dapat menghibur pengunjung
sekaligus menggambarkan perkembangan pertumbuhan reptil buas itu mulai dari
juvenil hingga yang berumur 30 tahun sebagai yang tertua.
Biar lebih menarik, pengelola
menawarkan atraksi buaya dengan harga Rp 50.000 sekali show. Di situ, pengunjung dapat melihat buaya lebih dekat dan menyaksikan
persahabatan yang aneh antara monyet dengan buaya. Monyet memberi makan buaya,
buaya menganga menunggu suapan. Di samping itu, pengunjung boleh memberi
makanan berupa bebek remaja seharga Rp 30.000 ke dalam kolam utama tempat induk
buaya berkumpul. Keganasan buaya itu menghibur pengunjung saat melahap bebek
malang itu.
Buaya memanglah seekor buaya. Dia
menangkap apapun yang bergerak di permukaan air berlumut itu. Siapapun akan
ketakutan berada di dekat kolam pekat berpenghuni reptil ganas. Kecuali
burung-burung air yang berani bersarang hingga satu meter di atas permukaan
air. Burung-burung itu mempertaruhkan keselamatan anaknya, sekali terpeleset
nyawa anak burung melayang.
Di tengah Kota Medan yang padat
dan sawah yang tidak memiliki ruang kosong lagi barang tentu burung-burung
memiliki pilihan yang sedikit. Mereka memutuskan bersarang di atas kolam buaya
meskipun itu sulit. Kini ada lebih seribu ekor burung di sana. Yang berhasil
kami identifikai baru dua jenis yakni kuntul kerbau (Bubulcus ibis) dan kowak malam kelabu (Nycticorax-nycticorax). Jenis kuntul kerbau jauh lebih dominan
ketimbang kowak malam kelabu. Dan kedua jenis diketahui memiliki anak di
sarangnya ditandai dengan bulu juvenilnya masing-masing.
Menurut pengelola, burung mulai
datang sekitar enam tahun yang lalu sedangkan penangkaran dikembangkan pata
tahun 1959. Burung-burung itu datang sendiri-sendiri dan mulai berkembang
setelah berbiak di lokasi itu. Dalam jangka waktu yang singkat, burung-burung
itu kemudian telah memiliki populasi yang padat hingga harus bersaing untuk
memperebutkan tempat meletakkan sarang. Populasi burung berkembang seperti
populasi buaya yang terus meningkat hingga menimbulkan masalah tersendiri.
Dikatakan bahwa sesekali anak
burung jatuh ke kolam. Buaya di bawahnya akan langsung merespon layaknya
predator. Diyakini anak burung yang jatuh adalah burung yang kurang sehat atau
yang kalah bersaing dengan saudaranya, sehingga secara alami telah terjadi
seleksi yang ketat untuk mengisi ruang dan waktu di dalam koloni burung itu.
Burung-burung yang hidup saat ini adalah burung-burung yang bebas dari seleksi.
Nah, yang menarik adalah
burung-burung itu berkembang baik di atas bahaya yang tinggi. Anak-anak burung
diajarkan bahaya sedari menetas sehingga mereka berkembang lebih kompetitif.
Ternyata apa yang kami lihat sekilas tidaklah buruk. Buaya dan burung tersebut
hidup secara normal mengikuti hukum-hukum alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sahabat Herpetologer Mania yang baik, silahkan membubuhkan komentar Anda. Jika ingin lebih cepat direspon, Sahabat Herpetologer Mania bisa berdiskusi melalui imel kami: herpetologermania@gmail.com atau ke grup media sosial fesbuk: Herpetologer Mania.
Salam herping!